Kabel coaxial atau kabel koaksial sering disebut dengan istilah BNC. Istilah tersebut merupakan singkatan dari Bayonet Naur Connector. Kabel tersebut umumnya disebut dengan istilah COAX. Sementara dalam bahasa Indonesia kabel koaksial dapat diartikan sebagai kabel sepaksi atau se-sumbu. Kabel coaxial adalah salah satu jenis kabel jaringan yang saat ini mungkin kurang populer digunakan, karena masih kalah populer dengan kabel UTP dan juga kabel Fiber Optic. Kabel coaxial merupakan sebuah kabel jaringan yang terdiri dari satu buah kawat tembaga, yang dilapisi oleh berbagai macam lapisan pelindung, sehingga hal ini membuat kabel coaxial biasanya memiliki ukuran yang jauh lebih besar dan juga lebih tebal daripada kabel jaringan lainnya. Dilihat dari segi jaringan komputer kabel coaxial adalah suatu jenis kabel yang berfungsi sebagai media transmisi terarah untuk melakukan transfer data melalui jaringan komputer. Kabel koaksial juga dapat diartikan sebagai suatu media untuk transmisi data dan saluran informasi melalui sinyal listrik. Kabel koaksial merupakan salah satu jenis media transmisi yang digunakan untuk pengiriman daya listrik frekuensi tinggi sehingga kabel koaksial memiliki kapasitas kanal yang cukup besar. Kabel Koaksial mempunyai satu aliran tembaga yang terletak di tengah, satu lapisan plastik mengelilingi tembaga yang, satu lapisan besi pelindung dan terakhir satu lapisan plastik pelindung paling luar.
Kabel jaringan koaksial menggunakan dua buah konduktor, dengan pusat berupa inti kawat padat yang dilingkupi oleh sekat yang kemudian dililit lagi oleh kawat berselaput konduktor. Kabel coaxial memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu: kecepatan dan keluaran transmisi data 10 – 100 MBps, biaya rata-rata murah, media dan ukuran konektor tidak terlalu kecil tapi juga tidak terlalu besar, panjang kabel maksimal 500 meter. Kabel koaksial banyak digunakan untuk kabel antena televisi dan sering digunakan juga pada jaringan LAN. Pada Jaringan komputer umumnya digunakan sebagai media transmisi untuk topologi jaringan yang menerapkan arsitektur jenis bus dan ring. Instalasi kabel tersebut harus dilakukan dengan sangat rapi dan benar-benar match. Hal ini kerap menimbulkan kesulitan bagi teknisi yang menggunakan jenis kabel tersebut. Kabel koaksial harus diukur dengan perhitungan dengan benar dan sempurna, karena jika keliru dalam memperhitungkan ukuran yang tepat maka dapat mengakibatkan kerusakan NIC ( Network Interface Card). Kesalahan pengukuran kabel koaksial saat instalasi juga berdampak pada kinerja jaringan itu sendiri sehingga tidak dapat mencapai kemampuan maksimal. Mengingat penerapan kabel jaringan koaksial yang cukup rumit dan tidak fleksibel, keberadaan kabel koaksial sudah mulai jarang dijumpai. Ditambah dengan adanya kabel Twisted Pair yang dianggap lebih efisien dan fleksibel, lambat laun kabel koaksial ditinggalkan oleh pengguna jaringan komputer zaman sekarang.
Pada tahun 1880 seorang ahli matematika dari negara Inggris bernama Oliver Heaviside mempelajari efek kulit pada jalur transmisi telegraf. Dia menyimpulkan bahwa membungkus casing insular di sekitar saluran transmisi meningkatkan kejelasan sinyal dan meningkatkan daya tahan kabel. Dia membuat hak paten kabel koaksial pertama di Inggris pada akhir tahun tersebut. Kurang dari empat tahun kemudian, yaitu pada tahun 1884 perusahaan teknik listrik bernama Siemens & Halske mendaftarkan paten serupa ke Heaviside di Jerman. Perusahaan ini dikenal luas di Eropa sebagai perusahaan yang mengembangkan generator listrik. Kabel koaksial berkembang pesat pada tahun 1920 sebagai kelanjutan dari penemuan bentuk saluran dengan jumlah dua kawat yang sudah digunakan pada periode jauh sebelumnya. Pada tahun 1941, jaringan kabel koaksial buatan laboratorium Bell jenis L1 digunakan untuk menghubungkan antar wilayah perkotaan di daerah Amerika bagian Timur. Tahun–tahun berikutnya laboratorium Bell terus melakukan pengembangan peralatan multipleks dan repeater untuk transmisi data yang lebih efisien. Pada sekitar akhir tahun 1960, kabel koaksial mampu berpartisipasi dalam sistem microwave karena keberadaan kabel koaksial dapat menekan adanya biaya konstruksi dan pemeliharaan.
Pada umumnya, jenis kabel koaksial yang dikenal terdiri dari 2 tipe, yaitu: Thick Coaxial Cable ( kabel coaxial tebal) dan Thin Coaxial Cable (kabel coaxial tipis). Thick Coaxial Cable atau kabel koaksial thicknet merupakan kabel koaksial yang tebal dan dikenal sebagai Thicknet 10Base5 yang membawa sinyal Ethernet. Angka 5 pada nama 10Base5 dapat diartikan sebagai panjang segmen maksimal yang mampu diraih kabel jenis ini yaitu 500 meter. Jenis kabel koaksial yang satu ini memiliki ukuran yang beragam dan diameter yang lumayan besar dengan rata-rata sekitar 10 mm. Jenis kabel Koaksial yang tebal juga sangat populer untuk LAN, karena memiliki bandwith yang lebar sehingga memungkinkan komunikasi broadband. Thin Coaxial Cable atau kabel koaksial thinnet adalah kabel koaksial yang tipis dan dikenal dengan nama Thinnet 10Base2. Angka 2 pada nama 10Base2 mengacu pada panjang segmen maksimal yang mampu dicapai kabel jenis ini yaitu 200 meter. Pada umumnya kabel koaksial yang tipis lebih sering dijumpai pada jaringan komputer yang ada di sekolah-sekolah.
Kabel koaksial selain digunakan untuk kabel antena televisi, berkembang untuk digunakan pada jaringan LAN dengan seiring kemajuan zaman. Kabel koaksial memiliki bentuk yang sangat mirip dengan kabel antena televisi, namun keduanya memiliki fungsi yang berbeda. pada bagian ujung kabel yang akan disambung,dinamakan dengan BNC. Fungsi kabel ini yaitu menghubungkan antara satu perangkat keras komputer dengan perangkat lainnya untuk mengalirkan data. Kabel koaksial memiliki kecepatan yang cukup baik sebagai media transmisi data. Selain itu kabel koaksial juga dapat membagi sinyal broadband maupun sinyal frekuensi tinggi. Kabel koaksial dalam jaringan komputer berfungsi untuk menghubungkan perangkat-perangkat jaringan komputer, misalnya untuk menghubungkan komputer satu dengan komputer lainnya. Kabel ini tidak digunakan dalam topologi star karena jaringan dengan topologi star biasanya menggunakan kabel UTP untuk media transmisi. Kabel koaksial biasanya digunakan pada topologi jaringan bus yang memiliki titik percabangan menggunakan TConector dan menggunakan konektor BNC untuk koneksi tiap node nya.
Kabel koaksial terdiri dari dua kabel yang diselubungi oleh dua tingkat isolasi. Tingkat isolasi pertama adalah yang paling dekat dengan kawat konduktor tembaga. Tingkat pertama ini dilindungi oleh serabut konduktor yang menutup bagian atasnya yang melindungi dari pengaruh elektromagnetik. Sedangkan bagian inti yang digunakan untuk transfer data adalah bagian tengahnya yang selanjutnya ditutup atau dilindungi dengan plastik sebagai pelindung akhir agar tidak ter-gores. Konduktor merupakan inti dari kabel yang berfungsi sebagai lalu lintas data dalam jaringan. Grounding merupakan kabel berserabut yang di pilin secara silang dan mengelilingi isolasi dalam. Bagian kabel ini berfungsi untuk mengantisipasi pengaruh gangguan frekuensi listrik yang tidak diinginkan. Isolasi atau Isolator dalam merupakan bagian kabel yang berfungsi untuk melindungi bagian konduktor. Isolator luar merupakan bagian kabel yang terletak pada kulit paling luar yang berfungsi sebagai pelindung kabel secara keseluruhan. Penggunaan kabel koaksial pada LAN memiliki beberapa keuntungan. Penguatan dari repeater tidak sebesar kabel STP atau UTP. Kabel koaksial lebih murah dari kabel serat optik dan menggunakan teknologi yang juga tidak asing lagi. Kabel koaksial sudah digunakan selama puluhan tahun untuk berbagai jenis komunikasi data.
Kabel jaringan koaksial menggunakan dua buah konduktor, dengan pusat berupa inti kawat padat yang dilingkupi oleh sekat yang kemudian dililit lagi oleh kawat berselaput konduktor. Kabel coaxial memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu: kecepatan dan keluaran transmisi data 10 – 100 MBps, biaya rata-rata murah, media dan ukuran konektor tidak terlalu kecil tapi juga tidak terlalu besar, panjang kabel maksimal 500 meter. Kabel koaksial banyak digunakan untuk kabel antena televisi dan sering digunakan juga pada jaringan LAN. Pada Jaringan komputer umumnya digunakan sebagai media transmisi untuk topologi jaringan yang menerapkan arsitektur jenis bus dan ring. Instalasi kabel tersebut harus dilakukan dengan sangat rapi dan benar-benar match. Hal ini kerap menimbulkan kesulitan bagi teknisi yang menggunakan jenis kabel tersebut. Kabel koaksial harus diukur dengan perhitungan dengan benar dan sempurna, karena jika keliru dalam memperhitungkan ukuran yang tepat maka dapat mengakibatkan kerusakan NIC ( Network Interface Card). Kesalahan pengukuran kabel koaksial saat instalasi juga berdampak pada kinerja jaringan itu sendiri sehingga tidak dapat mencapai kemampuan maksimal. Mengingat penerapan kabel jaringan koaksial yang cukup rumit dan tidak fleksibel, keberadaan kabel koaksial sudah mulai jarang dijumpai. Ditambah dengan adanya kabel Twisted Pair yang dianggap lebih efisien dan fleksibel, lambat laun kabel koaksial ditinggalkan oleh pengguna jaringan komputer zaman sekarang.
Pada tahun 1880 seorang ahli matematika dari negara Inggris bernama Oliver Heaviside mempelajari efek kulit pada jalur transmisi telegraf. Dia menyimpulkan bahwa membungkus casing insular di sekitar saluran transmisi meningkatkan kejelasan sinyal dan meningkatkan daya tahan kabel. Dia membuat hak paten kabel koaksial pertama di Inggris pada akhir tahun tersebut. Kurang dari empat tahun kemudian, yaitu pada tahun 1884 perusahaan teknik listrik bernama Siemens & Halske mendaftarkan paten serupa ke Heaviside di Jerman. Perusahaan ini dikenal luas di Eropa sebagai perusahaan yang mengembangkan generator listrik. Kabel koaksial berkembang pesat pada tahun 1920 sebagai kelanjutan dari penemuan bentuk saluran dengan jumlah dua kawat yang sudah digunakan pada periode jauh sebelumnya. Pada tahun 1941, jaringan kabel koaksial buatan laboratorium Bell jenis L1 digunakan untuk menghubungkan antar wilayah perkotaan di daerah Amerika bagian Timur. Tahun–tahun berikutnya laboratorium Bell terus melakukan pengembangan peralatan multipleks dan repeater untuk transmisi data yang lebih efisien. Pada sekitar akhir tahun 1960, kabel koaksial mampu berpartisipasi dalam sistem microwave karena keberadaan kabel koaksial dapat menekan adanya biaya konstruksi dan pemeliharaan.
Pada umumnya, jenis kabel koaksial yang dikenal terdiri dari 2 tipe, yaitu: Thick Coaxial Cable ( kabel coaxial tebal) dan Thin Coaxial Cable (kabel coaxial tipis). Thick Coaxial Cable atau kabel koaksial thicknet merupakan kabel koaksial yang tebal dan dikenal sebagai Thicknet 10Base5 yang membawa sinyal Ethernet. Angka 5 pada nama 10Base5 dapat diartikan sebagai panjang segmen maksimal yang mampu diraih kabel jenis ini yaitu 500 meter. Jenis kabel koaksial yang satu ini memiliki ukuran yang beragam dan diameter yang lumayan besar dengan rata-rata sekitar 10 mm. Jenis kabel Koaksial yang tebal juga sangat populer untuk LAN, karena memiliki bandwith yang lebar sehingga memungkinkan komunikasi broadband. Thin Coaxial Cable atau kabel koaksial thinnet adalah kabel koaksial yang tipis dan dikenal dengan nama Thinnet 10Base2. Angka 2 pada nama 10Base2 mengacu pada panjang segmen maksimal yang mampu dicapai kabel jenis ini yaitu 200 meter. Pada umumnya kabel koaksial yang tipis lebih sering dijumpai pada jaringan komputer yang ada di sekolah-sekolah.
Kabel koaksial selain digunakan untuk kabel antena televisi, berkembang untuk digunakan pada jaringan LAN dengan seiring kemajuan zaman. Kabel koaksial memiliki bentuk yang sangat mirip dengan kabel antena televisi, namun keduanya memiliki fungsi yang berbeda. pada bagian ujung kabel yang akan disambung,dinamakan dengan BNC. Fungsi kabel ini yaitu menghubungkan antara satu perangkat keras komputer dengan perangkat lainnya untuk mengalirkan data. Kabel koaksial memiliki kecepatan yang cukup baik sebagai media transmisi data. Selain itu kabel koaksial juga dapat membagi sinyal broadband maupun sinyal frekuensi tinggi. Kabel koaksial dalam jaringan komputer berfungsi untuk menghubungkan perangkat-perangkat jaringan komputer, misalnya untuk menghubungkan komputer satu dengan komputer lainnya. Kabel ini tidak digunakan dalam topologi star karena jaringan dengan topologi star biasanya menggunakan kabel UTP untuk media transmisi. Kabel koaksial biasanya digunakan pada topologi jaringan bus yang memiliki titik percabangan menggunakan TConector dan menggunakan konektor BNC untuk koneksi tiap node nya.
Kabel koaksial terdiri dari dua kabel yang diselubungi oleh dua tingkat isolasi. Tingkat isolasi pertama adalah yang paling dekat dengan kawat konduktor tembaga. Tingkat pertama ini dilindungi oleh serabut konduktor yang menutup bagian atasnya yang melindungi dari pengaruh elektromagnetik. Sedangkan bagian inti yang digunakan untuk transfer data adalah bagian tengahnya yang selanjutnya ditutup atau dilindungi dengan plastik sebagai pelindung akhir agar tidak ter-gores. Konduktor merupakan inti dari kabel yang berfungsi sebagai lalu lintas data dalam jaringan. Grounding merupakan kabel berserabut yang di pilin secara silang dan mengelilingi isolasi dalam. Bagian kabel ini berfungsi untuk mengantisipasi pengaruh gangguan frekuensi listrik yang tidak diinginkan. Isolasi atau Isolator dalam merupakan bagian kabel yang berfungsi untuk melindungi bagian konduktor. Isolator luar merupakan bagian kabel yang terletak pada kulit paling luar yang berfungsi sebagai pelindung kabel secara keseluruhan. Penggunaan kabel koaksial pada LAN memiliki beberapa keuntungan. Penguatan dari repeater tidak sebesar kabel STP atau UTP. Kabel koaksial lebih murah dari kabel serat optik dan menggunakan teknologi yang juga tidak asing lagi. Kabel koaksial sudah digunakan selama puluhan tahun untuk berbagai jenis komunikasi data.