13 September 2019

Thin Coaxial Cable Tergolong Sebagai Media Transmisi Data 10Base2


Seiring dengan pertambahan ketebalan atau diameter kabel, maka tingkat kesulitan pengerjaan pun semakin tinggi. Kabel Coaxial yang tipis dikenal sebagai Thinnet 10Base2. Angka 2 pada nama 10Base2 mengacu pada panjang segmen maksimal yang mampu diraih kabel Coaxial jenis ini, yaitu 200 meter. Nama 10Base2 berasal dari komponen-komponen berikut, yaitu kecepatan maksimum jaringan sebesar 10 Mbps, metode transmisi sinyal jaringan Baseband dan panjang maksimum sebuah segmen adalah 185 meter, dan dilakukan pembulatan menjadi 200, kemudian angka 0 dibuang. Kabel jenis ini juga dikenal sebagai Thin Ethernet atau ThinNet. Kabel ThinNet bersifat lebih fleksibel dan lebih ringan dibanding dengan thick ethernet. Jaringan 10Base2 dibentuk berdasarkan spesifikasi IEEE 802.3 yang dikembangkan oleh Project 802. Secara teori standar ini mendukung bandwidth hingga 10 MBps, tapi dalam penerapan hanya berkisar antara 4 MBps hingga 6 MBps, karena banyaknya tabrakan data yang terjadi di dalam jaringan.

Dahulu jaringan Ethernet menggunakan kabel koaksial yang diameter luarnya hanya 0,35 cm. Karena mudah dipasang, maka biaya pemasangan kabel ini juga lebih murah. Hal ini mendorong beberapa orang menyebutnya sebagai cheapernet. Namun kabel ini memerlukan penanganan khusus. Seringkali teknisi gagal melakukannya. Akibatnya sinyal transmisi mendapatkan gangguan dari luar berupa noise. Oleh karena itu, terlepas dari diameternya yang kecil, thinnet sudah jarang digunakan pada jaringan Ethernet. Walau kabel coaxial sukar di pasang, tetapi mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap gangguan elektromagnet. Kabel ini juga mempunyai jarak maksimal yang lebih jauh daripada kabel twisted pair. Keunggulan kabel Thinnet adalah dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon, dapat ditanam di dalam tanah sehingga biaya perawatan lebih murah dan karena menggunakan penutup isolasi maka kecil kemungkinan terjadi gangguan dengan sistem lain. Kelemahan kabel Thinnet adalah mempunyai hambatan yang relatif besar, sehingga untuk hubungan jarak jauh harus dipasang banyak repeater, selain itu jika kabel dipasang di atas tanah rawan terhadap gangguan fisik yang dapat berakibat putusnya hubungan.

Thicknet dapat menjangkau sampai 500 meter, dan perangkat dihubungkan ke kabel secara langsung dengan menggunakan transceiver Ethernet dengan kabel AUI. Di lain pihak thinnet lebih fleksibel dan dapat menjangkau sampai 185 meter. Komputer dihubungkan ke kabel dengan menggunakan konektor BNC. Thicknet menggunakan spesifikasi Ethernet 10base5, sedangkan thinnet menggunakan 10 base 2. Untuk dipakai sebagai perangkat jaringan, kabel koaksial thinnet harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2. 10Base2 adalah sebuah standar yang digunakan untuk menerapkan jaringan berbasis teknologi Ethernet. 10Base2 juga disebut sebagai Thinnet atau Thin Coax karena teknologi jaringan ini menggunakan kabel koaksial tipis untuk menghubungkan komputer-komputer pada sebuah jaringan. Komputer-komputer dalam jaringan 10Base2 dihubungkan dengan menggunakan topologi bus, sehingga setiap komputer baru yang hendak dihubungkan secara langsung memerlukan satu buah kabel panjang.

Umumnya kabel koaksial yang tipis ini lebih sering ditemukan pada jaringan komputer yang ada di sekolah-sekolah. Kabel koaksial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan daya yang besar. Secara umum kabel koaksial memiliki ciri-ciri sebagai berikut: pertama, banyak digunakan untuk LAN. Kedua, mampu menyediakan kecepatan transfer data sebesar 10 Mbps. Ketiga, digunakan untuk kabel RV, ethernet, ARCnet. Keempat, digunakan sebagai backbone jaringan dengan rentang jarang 500 m lebih. Jaringan antar workstation yang menggunakan thin coaxial terbatas dengan panjang maksimum segmen jaringan sebesar 185 meter. Jika jarak lebih besar daripada 185 meter, maka dua segmen tersebut harus dihubungkan dengan menggunakan repeater. Sebuah segmen jaringan 10Base2 disarankan supaya tidak menggunakan lebih dari 30 komputer, sebab jarak minimum antar komputer minimal 50 cm. Setiap komputer yang terhubung dengan kabel yang menggunakan konektor BNC. Pada ujung kabel harus menggunakan BNC terminator yang diberi impedansi sebesar 50 ohm. Karena, jika tidak diberi terminator sinyal hendak membalik dan mengakibatkan komunikasi jaringan menjadi tidak mungkin terjadi.

Untuk dapat digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2. Setiap perangkat dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel koaksial jenis ini jika diterapkan dengan Tconnector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai berikut: pertama, setiap ujung kabel diberi terminator 50 ohm. Kedua, panjang maksimal kabel adalah 185 meter per segmen. Ketiga, setiap segmen maksimum berisi 30 perangkat jaringan. Keempat, kartu jaringan cukup menggunakan transceiver onboard, dan tidak perlu tambahan transceiver. Kelima, maksimum jumlah segmen yang terhubung satu sama lain adalah tiga. Keenam, setiap segmen sebaiknya dilengkapi dengan satu ground. Ketujuh, panjang minimum antar T-Connector adalah 0.5 meter. Kedelapan, maksimum panjang kabel dalam satu segmen 555 meter. Kesembilan, setiap segmen maksimum mempunyai tiga puluh perangkat yang terhubung. Jaringan 10Base2 saat ini tidak digunakan lagi karena memiliki dua permasalahan, yakni: Karena kecepatan maksimum yang dimiliki jaringan 10Base2 yaitu terbatas pada 10 MBps, maka jaringan tersebut sangat lambat. Selain itu jaringan 10Base2 menggunakan sebuah kabel panjang yang digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer. Satu saja koneksi mengalami kerusakan dapat menyebabkan keseluruhan jaringan menjadi ter-putus. Oleh karena itu penggunaan teknologi jaringan berpindah ke standar 10BaseT, Fast Ethernet dan Gigabit Ethernet.

Kabel koaksial dapat digunakan untuk mengirimkan berbagai sinyal, termasuk televisi kabel, internet dan audio. Langkah-langkah untuk melakukan terminasi atau pemasangan konektor. Kumpulkan semua bahan yang diperlukan, yaitu konektor kabel, crimping tool, alat pengupas kabel atau stripper, pemotong kabel dan alat instalasi konektor. Pertama, Buat potongan lurus di ujung kabel dengan menggunakan alat pemotong. Kedua, kupas ujung kabel dengan cara memasukkan ujung kabel ke alat untuk mengupas sehingga ujung kabel rata dengan ujung alat. Jangan menarik alat mengupas setelah selesai, tetapi buka bagian pasaknya untuk melepas kabel. Ketiga, tarik dan lipat lapisan kabel ke belakang. Keempat, potong kabel konduktor jika perlu.Kelima, masukkan konektor ke ujung kupasan kabel dengan menggunakan alat pendorong untuk mendorong konektor ke kabel sampai isolasi putih dilindungi oleh konektor. Kelima, padatkan konektor. Proses memadatkan konektor bervariasi, tergantung pada jenis konektor yang digunakan. Sebagian alat mengharuskan untuk menekan ujung kabel di potongan konektor, sementara yang lainnya meminta untuk saling mendorong bagian depan dan akhir potongan konektor. Keenam, periksa kecacatan sambungan. Setelah selesai menekan konektor, periksa kabel yang menyimpang atau sambungan yang longgar. Hal ini dapat menyebabkan sinyal buruk atau kabel tidak berfungsi.