09 November 2019

DNS Server Berfungsi Sebagai Penghubung Sistem IP Address Dengan URL


Domain Name Server atau DNS adalah sebuah sistem yang menghubungkan Uniform Resource Locator (URL) dengan Internet Protocol Address (IP Address). Untuk mengakses internet pengguna perlu menuliskan IP Address sebuah website. Cara ini cukup merepotkan. Karena pengguna perlu punya daftar lengkap IP Address website yang ingin dikunjungi dan memasukkan secara manual. DNS adalah sistem yang meringkas pekerjaan tersebut. Pengguna hanya perlu mengingat nama domain dan memasukkan alamat tersebut pada address bar perangkat lunak browser seperti Mozilla Firefox, Google Chrome dan Microsoft Edge. DNS yang bekerja menerjemahkan domain tersebut ke dalam format IP Address yang dipahami oleh sistem komputer. DNS menyediakan layanan yang cukup penting untuk Internet, ketika perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas seperti pemetaan alamat dan pemetaan rute jaringan (routing), manusia pada umumnya lebih memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah penggunaan URL dan alamat email. Misalkan pengguna ingin mengakses situs web Google. Ia tidak perlu menulis 172.217.0.142 pada address bar, tetapi tinggal memasukkan alamat www.google.com. DNS adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host atau nama domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer.

Tiga fungsi DNS adalah meminta informasi IP Address sebuah website berdasarkan nama domain, meminta informasi URL sebuah website berdasarkan IP Address yang dimasukkan dan mencari server yang tepat untuk mengirimkan email. Dengan DNS pengguna menjadi lebih mudah mengingat-ingat alamat situs web. Karena proses mengingat suatu nama dengan bahasa manusia lebih mudah daripada mengingat alamat dengan susunan IP Address. Contohnya adalah alamat www.google.com, www.yahoo.com dan www.bing.com lebih mudah diingat oleh manusia daripada alamat 172.217.10.228, 72.30.35.9 dan 204.79.197.200. Dengan adanya DNS, komputer server juga dapat berganti-ganti IP Address tanpa harus mengganti nama domain yang dimiliki. Sehingga pelanggan atau pengunjung web tidak harus mencari lagi alamat yang baru. Contoh kerumitan tanpa adanya DNS adalah sebagai berikut, pengguna sebuah server terbiasa membuka halaman web server tersebut melalui alamat 172.217.9.227, karena alasan teknis maka server tersebut harus mengganti IP Address yang dimiliki. Tanpa DNS maka pengunjung yang sudah terbiasa dengan alamat IP 172.217.9.227 harus mencari alamat IP yang baru. Dengan adanya DNS pengguna tidak perlu mengingat-ingat alamat IP baru server tersebut. Administrator server hanya perlu mengganti pemetaan alamat pada server DNS. Sehingga walau server telah menggunakan alamat IP yang berbeda, pengguna tetap dapat melakukan akses terhadap server tersebut melalui alamat yang sama. Contohnya adalah www.ip-baru.com.

Pada awalnya seluruh komputer di jaringan komputer menggunakan berkas HOSTS.TXT dari SRI (sekarang SIR International), yang melakukan pemetaan alamat mesin ke sebuah nama. Perkembangan jaringan komputer membutuhkan sistem yang bisa dikembangkan, yaitu sebuah sistem yang bisa mengganti alamat host hanya di satu tempat, host lain akan mempelajari perubahan tersebut secara dinamis. Dari hasil pemikiran tersebut muncul gagasan tentang sebuah sistem bernama DNS. Paul Mockapetris menemukan DNS pada tahun 1983. Spesifikasi asli DNS ada dalam RFC 882 dan 883 yang diterbitkan oleh IETF. Pada tahun 1987 IETF menerbitkan RFC 1034 dan RFC 1035 sebagai pembaruan terhadap spesifikasi DNS yang telah ada. Hal ini membuat RFC 882 dan RFC 883 tidak berlaku lagi. Paul Mockapetris lahir pada tahun 1948. Paul Mockapetris adalah seorang ilmuwan komputer dan pelopor Internet yang berasal dari Amerika Serikat. Ia mendapatkan gelar akademis PhD dari University of California Irvine yang berlokasi di Amerika Serikat. Ia mendapat penghargaan karena banyak memberikan kontribusi pada perkembangan komputer dan internet. Ia adalah anggota organisasi besar dunia yang banyak berjasa pada perkembangan komputer, yaitu IEEE, IETF dan Association for Computing Machinery.

Kebanyakan server DNS bersifat private. Jadi mereka memberikan layanan ke sebuah perusahaan yang memiliki dan melakukan konfigurasi DNS-nya sendiri. Sehingga satu perusahaan tidak bisa menggunakan DNS milik perusahaan lain. Meski begitu, banyak tersedia public DNS server atau server DNS publik. DNS publik biasa digunakan orang untuk berselancar di internet dengan cepat dan aman. Contoh penyedia layanan DNS publik adalah OpenDNS, DNSWatch, Comodo Secure DNS dan Google Public DNS. Open DNS bisa dibilang sebagai pemain lama di layanan ini. Sudah banyak orang yang menggunakan OpenDNS dan mengatakan bahwa OpenDNS adalah layanan berkualitas dan tidak kalah dari layanan publik DNS lain seperti Google Public DNS. DNSWatch fokus pada transparan dan kebebasan. Mereka menjamin bahwa tidak ada informasi yang mereka simpan di server dan resolver mereka. Salah satu server yang mudah digunakan seperti Google adalah Comodo Secure DNS. Comodo Secure DNS menjamin bahwa pengguna aman dari malware dan scam. Layanan DNS dari Google yang bernama Google Public DNS adalah salah satu layanan DNS yang paling terkenal dan banyak digunakan. Nama Google turut mendorong orang untuk memilih Google Public DNS dibanding pilihan lainnya. DNS Google ini juga menawarkan layanan yang cepat dan stabil.

Dari adanya berbagai pilihan DNS server yang telah tersedia dan dapat dimanfaatkan dengan gratis, pengguna dapat dengan leluasa memilih penyedia layanan DNS yang ingin digunakan. Setiap penyedia layanan memiliki keunggulan dan ciri khas tersendiri. Contohnya adalah DNS Cloudflare banyak dipilih oleh pengguna internet karena memiliki prestasi sebagai server DNS paling cepat. DNS dari perusahaan Google banyak dipilih karena alamat IP-nya mudah diingat dan stabil. Ada juga yang lebih suka menggunakan OpenDNS karena OpenDNS merupakan penyedia layanan DNS yang sudah ada sejak lama, banyak pengguna yang telah merasa cocok dengan menggunakan penyedia layanan DNS dari OpenDNS. Pengguna layanan DNS dapat dengan bebas memilih dan berganti-ganti penyedia layanan DNS yang digunakan. Ia tidak terikat untuk menggunakan salah satu DNS tertentu. Pergantian penggunaan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Untuk mulai menggunakan layanan yang ada pengguna hanya perlu mengatur alamat server DNS pada pengaturan alamat IP. Pengguna tidak perlu mengirimkan permohonan atau izin terlebih dahulu untuk menggunakan layanan DNS dari penyedia layanan.

DNS bekerja dalam tahapan-tahapan. Dimulai dari proses meminta informasi atau DNS query. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan-tahapan lain seperti DNS recursion, root nameserver, TLD nameserver, hingga authoritative nameserver. Prinsip dasar cara kerja DNS adalah dengan cara mencocokkan nama komponen URL dengan komponen alamat IP. Setiap URL dan alamat IP memiliki bagian-bagian yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Jika sulit membayangkan teknis-nya, anggap ini seperti kegiatan mencari buku di perpustakaan. Ketika mencari buku di perpustakaan, biasanya pengunjung diberi kode yang menjelaskan tentang letak buku tersebut. Kode buku perpustakaan tersebut dinamai Dewey Decimal System (DDS). DDS terdiri atas kode topik buku, kode nama belakang penulis, dan kode tahun buku diterbitkan. Prinsip yang sama diterapkan dalam DNS. Untuk memahaminya lebih dalam, perlu pengetahuan tentang bagian-bagian URL yang tersusun dalam hierarki DNS. Sama seperti kode buku perpustakaan, setiap bagiannya menjelaskan bagian domain. Satu perbedaan signifikan ialah kode perpustakaan mulai dari depan. Tetapi kode yang berlaku pada DNS diurutkan dari belakang.