SONET adalah jaringan teknologi lapisan fisik yang dirancang untuk membawa data volume besar dengan jarak cukup jauh melalui kabel serat optik. Bisa juga diartikan bahwa sonet adalah standar protokol multiplexing yang melakukan transfer aliran bit digital pada kabel serat optik dengan menggunakan laser atau dioda pemancar cahaya (LED). SONET pada awalnya dirancang oleh American National Standards Institute (ANSI) untuk jaringan telepon umum di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1980. SONET dapat digunakan untuk membawa data dengan segala jenis protokol pada lapisan di atasnya. Contohnya adalah protokol TCP, IP dan UDP. Pengguna SONET tidak harus menggunakan salah satu protokol tertentu saja, sehingga dapat disimpulkan bahwa SONET adalah teknologi lapisan fisik yang sangat fleksibel terhadap berbagai protokol yang berada pada lapisan OSI kedua hingga ketujuh. SONET melakukan transfer data pada kecepatan yang sangat tinggi. Pada tingkat dasar sinyal yang disebut STS-1, mendukung kecepatan transfer data 51,84 Mbps. Tingkat berikutnya adalah sinyal STS-3 yang mendukung tiga bandwidth atau 155,52 Mbps. Semakin tinggi level sinyal SONET, semakin tinggi pula bandwidth yang mampu tercipta. Kecepatan maksimal SONET dapat mencapai 40 GBps.
CCITT yang sekarang berubah namanya menjadi International Telecommunication Union (ITU) menunjukkan ketertarikan pada SONET pada tahun 1986 dengan dibentuknya Komite T1 yang bertugas menangani standardisasi jaringan transmisi. Komite ini berhasil menghasilkan beberapa paket standar. Masalah paling utama yang dihadapi ITU adalah adanya perbedaan hierarki jaringan transmisi antara Amerika Utara dan Eropa. Jaringan transmisi di Amerika Utara dan Jepang (T1) memiliki kecepatan 1.544 Mbps sementara standar Eropa (E1) menggunakan kecepatan 2.048 Mbps. Pada tahun 1988 dalam sidang CCITT diresmikan standar baru yaitu SDH/SONET yang berlaku di seluruh dunia. Pada tahun 1989 standar ini juga diterima oleh American National Standard for Information (ANSI). Hingga saat ini standar yang digunakan untuk komunikasi SONET adalah standar dari ANSI dan Telcordia. Kedua protokol tersebut dapat dibaca dari dokumen Standar ANSI T1.105 dan Telcordia GR 253. Dengan protokol SONET perbedaan kecepatan jaringan transmisi di berbagai tempat menjadi dapat terintegrasi dengan baik. Sonet dapat diterapkan untuk semua protokol pada lapisan di atasnya. Protokol lapisan kedua hingga ketujuh dapat diterapkan dengan SONET. Karena fleksibel sonet banyak dijadikan pilihan untuk komunikasi data jarak jauh menggunakan serat optik. Tetapi biaya sonet masih dianggap lebih mahal ketika dibandingkan dengan ethernet.
Standar SONET yang diakui dan diterapkan di berbagai penjuru dunia adalah standar yang diterbitkan oleh ANSI (American Nasional Standards Institute) dan Telcordia. American National Standards Institute (ANSI) adalah sebuah lembaga swasta yang mengawasi pengembangan standar untuk produk, jasa, proses, sistem, dan personel di Amerika Serikat. Lembaga tersebut memberi akreditasi standar yang yang dikembangkan oleh perwakilan dari lembaga pengembang standar, instansi pemerintah, kelompok konsumen dan perusahaan. Standar tersebut memastikan agar produk dapat konsisten sehingga masyarakat dapat menggunakan definisi dan istilah yang sama. ANSI juga memberi akreditasi untuk organisasi yang melaksanakan sertifikasi produk atau jasa sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. ANSI didirikan pada tanggal 19 Oktober 1918 dengan misi untuk meningkatkan daya saing global bagi bisnis dan kualitas hidup Amerika Serikat dengan mempromosikan serta menyediakan standar konsensus sukarela dan sistem penilaian kesesuaian. Sebelumnya Telcordia memiliki nama Bellcore (atau Bell Communication Research). Bell Communication Research adalah perusahaan yang melakukan penelitian dan koordinasi standar untuk perusahaan RBOC (Regional Bell Operation Compannies). Ia juga mengalokasikan keamanan dan kesiap-siaga darurat untuk pemerintah AS. Bellcore dibentuk pada tahun 1984. Anggaran Bellcore berasal dari RBOC.
Tiga jenis konfigurasi sonet adalah point-to-point, point-to-multipoint dan hubbed. Ketiga jenis tersebut digunakan untuk kondisi jaringan yang berbeda-beda. Konfigurasi point-to-point digunakan untuk menghubungkan dua buah host secara langsung agar dapat saling komunikasi. Konfigurasi point-to-multipoint digunakan untuk menghubungkan sebuah host ke beberapa host secara simultan. Sedangkan konfigurasi hubbed digunakan untuk melakukan konsolidasi beberapa koneksi menjadi sebuah jalur tunggal. SONET hanya digunakan di Amerika Serikat, Kanada dan Jepang, sedangkan SDH digunakan di negara-negara lain sisanya di seluruh dunia. SONET sudah digunakan pada berbagai macam bidang di Indonesia, sebagai contohnya Telkomsel telah menggunakan teknologi STM-1 untuk meningkatkan kapasitas jaringan Jawa-Makassar-Ambon-Papua dengan menggunakan transmisi Satelit IDR (Intermediate Data Rate). Program peningkatan tersebut dilakukan pada bulan Juli 2008 hingga April 2009. Satu STM-1 setara dengan 63 E1 atau 155 Mbps. Telkomsel menambahkan STM-1 yang berjumlah 6 buah sehingga total peningkatan kapasitas yang dilakukan adalah setara dengan 378 E1 atau 980 Mbps. Contoh lainnya adalah Nokia Siemens Network (NSN) yang menawarkan sebuah solusi Dense Wavelength Division Multiplex (DWDM).
Pada umumnya SONET menggunakan topologi ring. Ring SONET lebih dikenal sebagai self healing rings. Ring SONET menggunakan dua atau lebih jalur transmisi antar node, dan node dari SONET biasanya berupa Digital Cross-Connects (DCS) atau Add/Drop Multiplexers (ADM). Tiga tipe Ring SONET yang diketahui antara lain: Two Fiber Unidirectional, Two Fiber Bidirectional dan Data Over SONET. Two Fiber Undirectional merupakan topologi ring SONET yang paling mudah diimplementasikan. Two Fiber Unidirectional terdiri dari working ring dan standby ring. Semua data dilewatkan melalui jalur working ring, standby ring digunakan sebagai cadangan. Jika ada kegagalan pada jalur working ring maka kedua node yang aktif segera berpindah ke jalur standby ring. Pada topologi Two Fiber Biidirectional traffic data melalui kedua jalur, setiap jalur dibagi menjadi dua yaitu setengah untuk jalur data dan setengah untuk cadangan. Hal ini mengakibatkan kapasitas transfer data pada setiap jalur menjadi berkurang. Jalur cadangan digunakan sebagai jalur alternatif apabila terjadi kegagalan pada jalur utama. Data Over SONET juga dapat disebut Ethernet over SONET (EoS) dan Paket over SONET (POS). Peningkatan lalu lintas data membutuhkan teknologi untuk menyalurkan Ethernet atau IP ke lapisan fisik. Tipe data yang dilewatkan pada Data Over Sonet dapat berupa gambar, video dan suara.
Biasanya sebuah Internet Service Provider menggunakan teknologi SONET/SDH pada jaringan transmisi data untuk memperkuat jaringannya sehingga pelanggan tetap dapat menikmati layanan yang terbaik. Hal ini yang dilakukan oleh Telkomsel. Selain Telkomsel penyedia layanan lain yang menyediakan layanan Ethernet over SONET/SDH adalah PT Kejora Gemilang Internusa. Teknologi SONET/SDH yang berbasis pada serat optik sangat besar peranannya dalam sebuah jaringan. Teknologi SONET/SDH dapat diubah menjadi teknologi DSLAM atau ADSL atau Ethernet, sehingga membuat sebuah jaringan menjadi sangat efisien dan fleksibel. Proses mengubah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat mengatur sinkronisasi frame dan informasi antara SONET dan ADSL. Keuntungan lain adalah dengan menggunakan SONET/SDH maka bandwidth yang dapat dipakai menjadi meningkat dan jaringan menjadi lebih stabil dan kuat. SONET/SDH lebih banyak dipakai oleh internet service provider dibandingkan oleh pelanggan. Karena bandwidth yang dibutuhkan pelanggan masih belum setinggi bandwidth minimum dari SONET/SDH. Maka dari itu teknologi SONET/SDH hanya dimanfaatkan oleh internet service provider yang membutuhkan bandwidth besar seperti Telkomsel. SONET/SDH memiliki tingkat keamanan yang cukup bagus, selain itu SONET/SDH juga masih dapat dikembangkan. Dalam penggunaan di Indonesia, SONET/SDH masih jarang digunakan untuk end user karena bandwidth yang dibutuhkan oleh pelanggan pada umumnya masih belum sebesar bandwidth minimum SONET/SDH.
CCITT yang sekarang berubah namanya menjadi International Telecommunication Union (ITU) menunjukkan ketertarikan pada SONET pada tahun 1986 dengan dibentuknya Komite T1 yang bertugas menangani standardisasi jaringan transmisi. Komite ini berhasil menghasilkan beberapa paket standar. Masalah paling utama yang dihadapi ITU adalah adanya perbedaan hierarki jaringan transmisi antara Amerika Utara dan Eropa. Jaringan transmisi di Amerika Utara dan Jepang (T1) memiliki kecepatan 1.544 Mbps sementara standar Eropa (E1) menggunakan kecepatan 2.048 Mbps. Pada tahun 1988 dalam sidang CCITT diresmikan standar baru yaitu SDH/SONET yang berlaku di seluruh dunia. Pada tahun 1989 standar ini juga diterima oleh American National Standard for Information (ANSI). Hingga saat ini standar yang digunakan untuk komunikasi SONET adalah standar dari ANSI dan Telcordia. Kedua protokol tersebut dapat dibaca dari dokumen Standar ANSI T1.105 dan Telcordia GR 253. Dengan protokol SONET perbedaan kecepatan jaringan transmisi di berbagai tempat menjadi dapat terintegrasi dengan baik. Sonet dapat diterapkan untuk semua protokol pada lapisan di atasnya. Protokol lapisan kedua hingga ketujuh dapat diterapkan dengan SONET. Karena fleksibel sonet banyak dijadikan pilihan untuk komunikasi data jarak jauh menggunakan serat optik. Tetapi biaya sonet masih dianggap lebih mahal ketika dibandingkan dengan ethernet.
Standar SONET yang diakui dan diterapkan di berbagai penjuru dunia adalah standar yang diterbitkan oleh ANSI (American Nasional Standards Institute) dan Telcordia. American National Standards Institute (ANSI) adalah sebuah lembaga swasta yang mengawasi pengembangan standar untuk produk, jasa, proses, sistem, dan personel di Amerika Serikat. Lembaga tersebut memberi akreditasi standar yang yang dikembangkan oleh perwakilan dari lembaga pengembang standar, instansi pemerintah, kelompok konsumen dan perusahaan. Standar tersebut memastikan agar produk dapat konsisten sehingga masyarakat dapat menggunakan definisi dan istilah yang sama. ANSI juga memberi akreditasi untuk organisasi yang melaksanakan sertifikasi produk atau jasa sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. ANSI didirikan pada tanggal 19 Oktober 1918 dengan misi untuk meningkatkan daya saing global bagi bisnis dan kualitas hidup Amerika Serikat dengan mempromosikan serta menyediakan standar konsensus sukarela dan sistem penilaian kesesuaian. Sebelumnya Telcordia memiliki nama Bellcore (atau Bell Communication Research). Bell Communication Research adalah perusahaan yang melakukan penelitian dan koordinasi standar untuk perusahaan RBOC (Regional Bell Operation Compannies). Ia juga mengalokasikan keamanan dan kesiap-siaga darurat untuk pemerintah AS. Bellcore dibentuk pada tahun 1984. Anggaran Bellcore berasal dari RBOC.
Tiga jenis konfigurasi sonet adalah point-to-point, point-to-multipoint dan hubbed. Ketiga jenis tersebut digunakan untuk kondisi jaringan yang berbeda-beda. Konfigurasi point-to-point digunakan untuk menghubungkan dua buah host secara langsung agar dapat saling komunikasi. Konfigurasi point-to-multipoint digunakan untuk menghubungkan sebuah host ke beberapa host secara simultan. Sedangkan konfigurasi hubbed digunakan untuk melakukan konsolidasi beberapa koneksi menjadi sebuah jalur tunggal. SONET hanya digunakan di Amerika Serikat, Kanada dan Jepang, sedangkan SDH digunakan di negara-negara lain sisanya di seluruh dunia. SONET sudah digunakan pada berbagai macam bidang di Indonesia, sebagai contohnya Telkomsel telah menggunakan teknologi STM-1 untuk meningkatkan kapasitas jaringan Jawa-Makassar-Ambon-Papua dengan menggunakan transmisi Satelit IDR (Intermediate Data Rate). Program peningkatan tersebut dilakukan pada bulan Juli 2008 hingga April 2009. Satu STM-1 setara dengan 63 E1 atau 155 Mbps. Telkomsel menambahkan STM-1 yang berjumlah 6 buah sehingga total peningkatan kapasitas yang dilakukan adalah setara dengan 378 E1 atau 980 Mbps. Contoh lainnya adalah Nokia Siemens Network (NSN) yang menawarkan sebuah solusi Dense Wavelength Division Multiplex (DWDM).
Pada umumnya SONET menggunakan topologi ring. Ring SONET lebih dikenal sebagai self healing rings. Ring SONET menggunakan dua atau lebih jalur transmisi antar node, dan node dari SONET biasanya berupa Digital Cross-Connects (DCS) atau Add/Drop Multiplexers (ADM). Tiga tipe Ring SONET yang diketahui antara lain: Two Fiber Unidirectional, Two Fiber Bidirectional dan Data Over SONET. Two Fiber Undirectional merupakan topologi ring SONET yang paling mudah diimplementasikan. Two Fiber Unidirectional terdiri dari working ring dan standby ring. Semua data dilewatkan melalui jalur working ring, standby ring digunakan sebagai cadangan. Jika ada kegagalan pada jalur working ring maka kedua node yang aktif segera berpindah ke jalur standby ring. Pada topologi Two Fiber Biidirectional traffic data melalui kedua jalur, setiap jalur dibagi menjadi dua yaitu setengah untuk jalur data dan setengah untuk cadangan. Hal ini mengakibatkan kapasitas transfer data pada setiap jalur menjadi berkurang. Jalur cadangan digunakan sebagai jalur alternatif apabila terjadi kegagalan pada jalur utama. Data Over SONET juga dapat disebut Ethernet over SONET (EoS) dan Paket over SONET (POS). Peningkatan lalu lintas data membutuhkan teknologi untuk menyalurkan Ethernet atau IP ke lapisan fisik. Tipe data yang dilewatkan pada Data Over Sonet dapat berupa gambar, video dan suara.
Biasanya sebuah Internet Service Provider menggunakan teknologi SONET/SDH pada jaringan transmisi data untuk memperkuat jaringannya sehingga pelanggan tetap dapat menikmati layanan yang terbaik. Hal ini yang dilakukan oleh Telkomsel. Selain Telkomsel penyedia layanan lain yang menyediakan layanan Ethernet over SONET/SDH adalah PT Kejora Gemilang Internusa. Teknologi SONET/SDH yang berbasis pada serat optik sangat besar peranannya dalam sebuah jaringan. Teknologi SONET/SDH dapat diubah menjadi teknologi DSLAM atau ADSL atau Ethernet, sehingga membuat sebuah jaringan menjadi sangat efisien dan fleksibel. Proses mengubah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat mengatur sinkronisasi frame dan informasi antara SONET dan ADSL. Keuntungan lain adalah dengan menggunakan SONET/SDH maka bandwidth yang dapat dipakai menjadi meningkat dan jaringan menjadi lebih stabil dan kuat. SONET/SDH lebih banyak dipakai oleh internet service provider dibandingkan oleh pelanggan. Karena bandwidth yang dibutuhkan pelanggan masih belum setinggi bandwidth minimum dari SONET/SDH. Maka dari itu teknologi SONET/SDH hanya dimanfaatkan oleh internet service provider yang membutuhkan bandwidth besar seperti Telkomsel. SONET/SDH memiliki tingkat keamanan yang cukup bagus, selain itu SONET/SDH juga masih dapat dikembangkan. Dalam penggunaan di Indonesia, SONET/SDH masih jarang digunakan untuk end user karena bandwidth yang dibutuhkan oleh pelanggan pada umumnya masih belum sebesar bandwidth minimum SONET/SDH.