18 Oktober 2019

Data Digital Mengalami Proses Enkapsulasi Sebelum Ditransmisikan Oleh Pengirim


Enkapsulasi terjadi ketika sebuah protokol yang berada pada lapisan yang lebih rendah menerima data dari protokol yang berada pada lapisan yang lebih tinggi dan meletakkan data ke format data yang dipahami oleh protokol tersebut. Dalam OSI Reference Model, proses enkapsulasi yang terjadi pada lapisan terendah disebut sebagai "framing". Frame Ethernet melakukan enkapsulasi terhadap data-gram yang dibentuk oleh Internet Protocol (IP), dalam data-gram tersebut juga melakukan enkapsulasi terhadap paket data yang dibuat oleh protokol TCP atau UDP. Data yang di-enkapsulasi oleh protokol TCP atau UDP tersebut merupakan data aktual yang dikirimkan melalui jaringan. Lapisan data-link dalam OSI Reference Model merupakan lapisan yang bertanggung jawab melakukan enkapsulasi atau framing data sebelum dapat dikirimkan melalui media jaringan, contohnya kabel, wireless dan serat optik. Dalam Local Area Network (LAN), hal tersebut dilakukan oleh Carrier sense multiple access with collision detection (CSMA/CD) untuk jaringan Ethernet dan token-passing pada jaringan Token Ring. Dalam enkapsulasi terdapat hak akses publik, protected, dan private. Hak akses publik memungkinkan semua kelas dapat mengakses, hak akses protected hanya diberikan kepada kelas-nya sendiri dan turunannya, serta kelas-kelas dalam satu paket. Sedangkan hak akses private hanya boleh di-akses oleh kelas-nya sendiri.

Apakah di antara pembaca ada yang pernah menulis surat? Ketika hendak mengirimkannya, Anda pasti memasukkan secarik kertas itu ke dalam amplop dan melengkapi-nya dengan prangko. Gunanya adalah untuk memudahkan jasa layanan pos dalam mengelompokkan surat-surat tersebut sesuai alamat yang dituju. Amplop dan prangko berfungsi sebagai identitas yang membedakan antar surat sekaligus acuan dalam proses pengiriman. Bayangkan apabila surat dikirim tanpa kedua benda tersebut, pasti tidak akan sampai ke tujuan. Itu juga berlaku saat mengirimkan paket barang. Supaya dapat sampai ke lokasi tanpa hambatan, paket harus dibungkus dengan kertas, dus atau packaging lainnya dengan rapi disertai nama penerima dan alamatnya. Dengan begitu, kurir tidak kebingungan ketika mengantarkan barang tersebut ke tujuan. Proses enkapsulasi bisa digambarkan demikian. Namun, yang dihantarkan bukan surat atau barang, melainkan data. Proses Enkapsulasi menjadikan data mempunyai identitas yang dapat menjadi pembeda antara suatu data dengan data lainnya. Enkapsulasi juga membantu data sampai ke penerima dengan lancar. Dengan enkapsulasi data menjadi memiliki identitas.

Pada bulan Januari 1985 Internet Engineering Task Force (IETF) menerbitkan dokumen yang berisi usulan standar berjudul Proposed Standard for Message Encapsulation. Dokumen tersebut diterbitkan sebagai RFC 934. Pembuatnya adalah Marshall T. Rose dari Delaware dan Einar A. Stefferud dari Wisconsin. Marshal T. Rose adalah seorang Network Protocol, Software Engineer, penulis dan pembicara yang memberikan banyak kontribusi ke IETF dan pengembangan Internet. Ia mendapatkan gelar Ph.D dari University of California, Irvine. Einar A. Stefferud adalah seorang pria kelahiran kota Wausau. Ia merupakan peneliti komputer sekaligus enterprenuer yang banyak memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan aplikasi Internet dan pembuatan standar IETF. Einar lahir pada tanggal 11 Januari 1930 dan meninggal pada tanggal 22 September 2011 pada usia 81 tahun. Ia memperoleh gelar MBA dari University of California, Los Angeles. Dia juga pernah menjadi Asisten Profesor bidang Informasi dan Ilmu Komputer di University of California, Irvine. Stefferud dan Rose mengusulkan RFC 934 ketika sama-sama berada dalam kelompok Network Working Group. Meeting pertama kelompok tersebut diadakan pertama kali pada tanggal 17 Februari 1971 di University of Illinois. Dari pertemuan itu diperoleh hasil berupa buku pedoman atau buku pegangan dasar untuk semua partisipan agar lebih memahami tentang konsep jaringan.

Terdapat dua jenis enkapsulasi data, yaitu HDLC (High Level Data Link Control) dan PPP (Point-to-Point Protocol). HDLC merupakan protokol lapisan data link yang dikembangkan oleh ISO (International Organization for Standardization). Ia dikembangkan dari standar SDLC (Syncronous Data Link Control) yang diusulkan pada saat sekitar tahun 1970-an. HDLC digunakan sebagai pembungkus dan pengirim paket di atas link point-to-point. HDLC adalah enkapsulasi default yang digunakan pada Cisco Router. Cisco telah mengembangkannya untuk mengatasi ketidakmampuan dalam memberi dukungan multi-protokol. Meski cHDLC (nama lain Cisco HDLC) adalah milik Cisco, tapi perusahaan tersebut mengizinkan vendor lain untuk menerapkan-nya ke dalam peralatan mereka. PPP merupakan sebuah protokol enkapsulasi jaringan yang banyak dijumpai pada WAN (Wide Area Network). Ia menjadi standar industri yang berjalan di lapisan data link. Protokol tersebut dikembangkan pada sekitar awal tahun 1990 untuk mengatasi berbagai masalah pada SLIP (Serial Line Internet Protocol) yang hanya mendukung pengalamatan IP statis kepada para client. PPP jauh lebih baik dari SLIP karena memiliki kineja tergolong cepat dan menawarkan koreksi kesalahan serta setup sesi secara dinamis tanpa campur tangan pengguna. PPP juga mendukung multi-protokol jaringan secara simultan. Spesifikasi PPP ada dalam dokumen RFC 1661 yang diterbitkan oleh IETF pada bulan Juli tahun 1994.

Enkapsulasi adalah suatu proses menambahkan header dan trailer pada sebuah data. Enkapsulasi bisa diartikan sebagai proses pemaketan data. Saat sebuah host mengirimkan data ke host lain, ia akan melalui proses enkapsulasi. Data itu dibungkus dengan protokol-protokol informasi di tiap lapisan dari model OSI (Open Systems Interconnection). Tiap lapisan pada pengirim hanya melakukan komunikasi dengan lapisan yang sama pada penerima. Lapisan-lapisan tersebut menggunakan PDU (Protocol Data Unit) yang menyimpan informasi kontrol. Protokol-protokol tersebut berada pada header dan trailer. Lokasi header ada di depan field data sedangkan trailer berada di belakang field data. Enkapsulasi terjadi saat protokol yang ada di lapisan terendah menerima data dari protokol yang berada di lapisan lebih tinggi dan meletakkan data ke format yang dipahami oleh protokol tersebut. Tugas pengirim adalah menerima data dari lapisan di atasnya, kemudian mengolahnya sesuai dengan fungsi protokol yang digunakan. Selanjutnya, lapisan tersebut menambahkan header serta meneruskan data ke lapisan di bawahnya. Tugas penerima ialah menerima data dari lapisan terbawah, kemudian mengolahnya sesuai fungsi protokol-protokol yang digunakan dan meneruskan data ke lapisan di atasnya.

Proses enkapsulasi berbeda-beda dalam tiap lapisan. Awalnya data dibuat, ketika memulai proses pengiriman, data turun melalui Application layer (layer 7) yang bertanggung jawab dalam pertukaran informasi dari komputer ke jaringan. Layer ini berfungsi untuk mendefinisikan permintaan pengguna komputer. Hal tersebut dilakukan juga ketika data berada di lapisan atau layer enam dan lima. Layer enam dan lima bertanggung jawab menentukan apakah ia perlu untuk melakukan enkripsi, mengubah ke bentuk lain dari translasi data dan melakukan verifikasi layanan. Pada layer 5, 6 dan 7 terkadang tidak diperlukan adanya header, karena tidak ada informasi baru yang perlu diproses. Di Transport layer (layer 4), data dipastikan mempunyai koneksi yang tepat sehingga dapat memulai proses dengan mengubah informasi itu ke bentuk segment. Segmen yang terbentuk diteruskan ke Network layer (layer 3), di sini data diterima dan ditambah dengan alamat sumber dan alamat tujuan. Kemudian paket-paket tadi dilewatkan ke apisan Data Link (layer 2). Paket-paket tadi diatur dan dibungkus lagi ke dalam individual frame, contohnya adalah memberikan alamat MAC tujuan dan alamat MAC sumber. Terakhir, sampailah data di layer Physical (layer 1), informasi akan dibawa dari pengirim menuju ke penerima. Ia melewatkan informasi itu dalam bentuk bit-bit data. Tidak terjadi penambahan header pada lapisan ini.