18 Februari 2019

Menjadikan Cobit Sebagai Pilihan Standar Teknologi Informasi Bertaraf Internasional

Cobit banyak digunakan oleh berbagai organisasi yang berkecimpung di bidang proses bisnis dan teknologi. Biaya infrastruktur dan pengelolaan sistem informasi dan teknologi informasi sering dianggap menambah anggaran pengeluaran. Banyak yang mengambil cara mengurangi kualitas infrastruktur dan kualitas pengelolaan teknologi informasi untuk menghemat biaya. Cobit banyak digunakan oleh organisasi pemerintah dan swasta. Dengan menerapkan standar Cobit diharapkan kualitas manajemen teknologi informasi meningkat. Tanpa pengelolaan yang bagus, efektivitas perusahaan akan menurun. Lebih buruk lagi hal tersebut mengakibatkan tujuan perusahaan tidak tercapai. Dengan menerapkan standar yang berkualitas, kinerja perusahaan akan meningkat. Komponen-komponen pada Cobit dapat membantu manajemen perusahaan mengelola sekaligus mencapai target perusahaan.

Cobit terdiri dari lima komponen utama yaitu framework, process description, control objectives, Maturity models dan Management Guidelines. COBIT merupakan singkatan dari Control Objectives for Information and Related Technology. Permasalahan yang sering dihadapi adalah jumlah orang yang paham tentang Cobit sedikit. Standar tersebut sangat memudahkan manajemen untuk mencapai target perusahaan. Hal tersebut dicapai dengan meningkatkan tata kelola teknologi informasi yang digunakan dan dibutuhkan. Membuat kebijakan berdasarkan Cobit merupakan cara yang digunakan di berbagai bidang untuk mencapai tujuan perusahaan.

Cobit merupakan sebuah standar yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas proses bisnis. Dengan standar tersebut diharapkan muncul kebijakan perusahaan yang menguntungkan semua orang yang berada di dalamnya. COBIT menjamin kualitas, pengendalian, dan keandalan sistem informasi dalam organisasi, yang juga merupakan aspek yang paling penting dari setiap bisnis modern. Saat ini Cobit digunakan secara global oleh berbagai manajer proses bisnis TI agar dapat memberi kontribusi positif untuk organisasi atau perusahaan. COBIT versi 5 keluar pada April 2012 dan mengkonsolidasikan prinsip-prinsip pada Cobit 4.1, Risk IT Frameworks dan Val IT 2.0. COBIT 2019 membangun dan mengintegrasikan lebih dari 25 tahun pembangunan dalam bidang ini, tidak hanya menggabungkan wawasan ilmu pengetahuan, tetapi juga menerapkan hal-hal tersebut dalam dunia nyata.

Untuk mencapai sebuah tujuan perusahaan, banyak hal yang harus dilakukan oleh anggota perusahaan tersebut. Memikirkan hal tersebut merupakan sebuah tantangan cukup berat untuk orang yang bekerja di bidang TI/SI.  Mendapatkan solusi yang tepat untuk permasalahan sebesar itu sendirian merupakan hal yang mustahil. Beban untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dapat berkurang dengan mempelajari komponen-komponen Cobit secara mandiri atau dengan mengikuti sertifikasinya. Dalam Cobit 2019 menyebutkan bahwa tindakan yang dapat dilakukan untuk menyikapi hal tersebut adalah plan program, identify role player dan build improvement. Dengan menerapkan Cobit 2019 diharapkan perusahaan dapat mencapai output "Tailored Enterprise Governance System for Information and Technology".

Cobit 5 dan Cobit 2019 memiliki kesamaan dalam hal prinsip yang mendasari rilisnya Cobit 2019 tersebut. COBIT 5 berbasis pada lima prinsip, yaitu memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan (stakeholder), mencakup organisasi secara menyeluruh (end-to-end), menerapkan satu framework tunggal yang terpadu, memungkinkan pendekatan holistik dan memisahkan tata kelola dengan manajemen. Dalam Cobit 2019 digunakan 2 prinsip tambahan yaitu penerapan sistem tata kelola yang dinamis dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Kedua prinsip tambahan tersebut menegaskan perbedaan prinsipiil antara Cobit 5 dan Cobit 2019 yang lebih dinamis dan fleksibel dengan perkembangan dan kebutuhan organisasi. Walaupun hal tersebut dapat diterapkan pada kondisi apa pun, namun pada umumnya membutuhkan penyelarasan ketika akan diterapkan. Oleh karenanya biasanya Cobit dapat berhasil jika dilakukan oleh orang yang menguasai ilmu teknologi informasi.

Agar TI dapat berkontribusi mendukung pencapaian tujuan organisasi, maka sejumlah obyektif tata kelola dan manajemen harus dapat dicapai terlebih dahulu. Kesuksesan dan keberlangsungan bisnis banyak bertumpu pada kecepatan, kelincahan, inovasi, dan bagaimana menciptakan pengalaman pelanggan. Model acuan untuk obyektif tata kelola dan manajemen yang didefinisikan pada Cobit 2019 sangat mirip dengan model acuan proses (Process Reference Model) dari COBIT 5. Prinsip-prinsip yang menjadi basis kerangka kerja Cobit 2019 di atas semakin jelas menunjukkan bahwa rilis terbaru dari Cobit ini tidak ingin menjadi kerangka kerja kaku dan statis yang “memaksa” organisasi. Baik COBIT 2019 Core Model maupun COBIT 5 Process Reference Model menggunakan pengelompokan yang sama, yaitu terdiri atas 1 domain tata kelola dan 4 domain manajemen. Komponen ini walaupun berbasis pada komponen yang generik tapi ia sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk tujuan atau konteks dalam sebuah area fokus tertentu. 

Cobit merupakan standar bertaraf internasional yang dapat dijadikan salah satu acuan untuk membuat sistem tata kelola teknologi. Dengan penerapan Cobit diharapkan tujuan perusahaan atau organisasi dapat tercapai dengan efektif. Cobit 2019 merupakan sebuah satuan standar dari Isaca yang menjadi penerus Cobit 5. Perbedaan utama Cobit 5 dan Cobit 2019 ada pada dua prinsip tambahan yang tidak terdapat pada Cobit 5. Saat ingin menerapkan Cobit 2019 sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu agar sesuai dengan kondisi dan situasi yang Anda hadapi. Semangat keterbukaan, fleksibilitas dan adaptabilitas, keselarasan dengan standar-standar lain menunjukkan semangat untuk mempertahankan agar COBIT dapat dijadikan sebagai payung besar yang menaungi penerapan berbagai standar teknis yang spesifik.