18 Desember 2019

DHCP Adalah Salah Satu Protokol Jaringan Yang Sangat Populer


Dynamic Host Configuration Protocol atau DHCP adalah suatu protokol yang berfungsi untuk menyediakan alamat IP secara otomatis kepada komputer klien baik itu secara massal atau per unit. Selain menyediakan alamat IP, DHCP juga dapat memberikan default gateway, DNS, hostname, dan domain-name secara otomatis.Dengan adanya layanan DHCP, administrator server dan klien atau pengguna tidak perlu melakukan konfigurasi alamat IP secara manual. Administrator server hanya perlu melakukan satu kali konfigurasi pada server DHCP. Setelah konfigurasi dapat selesai dengan baik, DHCP server akan bekerja secara otomatis memberikan alamat IP, gateway atau dns kepada klien. Klien juga mendapatkan alamat IP, gateway dan dns secara otomatis tanpa harus melakukan konfigurasi tambahan. Setiap klien terhubung dengan DHCP server melalui jaringan, ia akan langsung mendapatkan layanan tersebut. Dengan konsep tersebut administrator server dan pengguna jaringan menjadi lebih mudah. Contohnya adalah DHCP server yang diterapkan pada router WiFi atau hotspot. Pada saat ada klien yang ingin terhubung melalui jaringan WiFi tersebut, ia tidak perlu melakukan konfigurasi alamat IP atau DNS secara manual. Pengguna WiFi cukup menghubungkan WiFi pada laptop dengan access point atau router WiFi yang terdeteksi. Setelah terhubung pengguna akan mendapatkan alamat IP secara otomatis.

Fungsi DHCP secara Umum adalah untuk mempermudah administrator jaringan mengelola jaringan komputer yang dikelolanya. Dengan adanya DHCP administrator jaringan menjadi lebih mudah mengelola jaringan komputer dan memberikan alamat IP kepada klien. DHCP digunakan untuk memberikan layanan alamat IP secara otomatis kepada komputer klien yang tersambung dengan server. DHCP mempercepat kinerja komputer klien dalam proses pengiriman atau pengolahan data. Hal tersebut sangat berguna di lingkungan pengguna jaringan yang awam terhadap pengetahuan jaringan komputer. Pengguna layanan DHCP tidak perlu tahu tentang cara melakukan konfigurasi alamat IP pada komputer yang digunakan. Selama ia bisa menghubungkan komputer yang digunakan ke jaringan yang ada, komputer tersebut akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari DHCP server yang telah disiapkan sebelumnya. Pengguna DHCP juga tidak perlu risau dengan batasan jumlah klien yang dapat ditangani oleh sebuah DHCP server, karena DHCP server yang tersedia saat ini pada umumnya mampu menangani klien dalam jumlah ratusan. Pengguna DHCP tidak akan mendapatkan alamat IP yang sama atau telah digunakan oleh komputer lain dalam jaringan tersebut. Jika ada komputer yang memiliki alamat IP yang sama dengan pengguna lain, maka akan mengakibatkan duplikasi alamat IP sehingga komputer tersebut tidak dapat terhubung ke jaringan dengan baik.

DHCP adalah protokol standar yang di-definisikan oleh IETF melalui dokumen RFC 1541 dan kemudian digantikan oleh RFC 2131. Layanan DHCP memungkinkan server untuk mendistribusikan alamat IP dan konfigurasi informasi kepada klien secara dinamis. Kedua RFC tersebut dibuat oleh Ralph Droms dari Bucknell University. RFC 1541 diterbitkan pada tahun 1993, sedangkan RFC 2131 diterbitkan pada tahun 1997. Ralph Droms menerima gelar pendidikan akademik B.Sc. dan M.Sc. dari Pennsylvania State University dan gelar Ph.D. dari Purdue University. Ia dapat disebut sebagai ilmuwan dan engineer komputer. Perusahaan yang menjadi tempat bekerja-nya antara lain adalah Google, Cisco dan IBM. Ia juga merupakan anggota berbagai organisasi ternama di dunia, seperti IEEE, IETF dan IESG. Ia banyak menerbitkan artikel jurnal, dokumen standar dan buku yang berisi tentang berbagai macam teknologi komputer. Karya-karyanya telah diterbitkan oleh penerbitan dokumen ternama dunia, contohnya adalah IETF, IEEE dan Sams. Buku yang ia tulis dan telah diterbitkan oleh Sams berjudul The DHCP Handbook.

Ada dua komponen penyusun yang menjadi persyaratan agar DHCP dapat berjalan dengan baik, yaitu DHCP server dan DHCP klien. DHCP server adalah suatu perangkat enginee yang dapat menyediakan alamat IP, DNS, default gateway dan berbagai informasi TCP/IP lainnya untuk komputer klien yang memintanya. Contoh sistem operasi komputer yang menyediakan layanan DHCP server adalah Windows NT server, windows 2003 server dan linux. DHCP klien adalah suatu perangkat lunak klien yang dapat menjadikan komputer atau peralatan jaringan lainnya dapat sinkronis dengan penyedia layanan DHCP atau DHCP server untuk menerima alamat IP, DNS dan default gateway secara otomatis. Contoh sistem operasi komputer klien yang terhubung dengan DHCP server adalah windows NT, windows 2000 professional, windows XP, windows vista, windows 7, windows 8, windows 10 dan linux. Hampir seluruh sistem operasi yang ada telah dilengkapi dengan perangkat lunak DHCP klien. Pengguna komputer tidak perlu mencari perangkat lunak tambahan untuk memanfaatkan fasilitas DHCP klien. Sistem operasi yang dirancang untuk dipasang pada komputer server juga biasanya sudah dilengkapi dengan perangkat lunak DHCP server. Administrator komputer server dapat langsung memanfaatkan perangkat lunak tersebut tanpa harus melakukan instalasi terlebih dahulu.

Perangkat lunak DHCP server di-konfigurasi oleh administrator jaringan sebelum melakukan pemasangan perangkat klien pada jaringan. Parameter-parameter yang biasa diatur melalui DHCP Server adalah alamat IP, subnetmask, default gateway dan alamat DNS server. Keempat parameter tersebut selalu tersedia pada perangkat lunak DHCP server. Ketika ingin memanfaatkan layanan DHCP server, klien hanya perlu memastikan bahwa perangkat lunak DHCP klien pada komputernya telah aktif. Dalam kondisi aktif, konfigurasi parameter TCP/IP komputer klien akan diatur secara otomatis sesuai dengan parameter-parameter yang telah ditentukan sebelumnya. Penentuan parameter-parameter tersebut dilakukan pada komputer yang menjalankan perangkat lunak DHCP server. DHCP server dan DHCP klien hanya dapat saling komunikasi dan melakukan sinkronisasi ketika keduanya terhubung secara langsung. Contohnya adalah dua komputer yang terhubung dengan kabel UTP, beberapa komputer yang terhubung dengan access point wireless dan komputer LAN yang terhubung dengan switch atau router. Jika keduanya tidak terhubung secara langsung, maka DHCP server dan klien tidak dapat melakukan sinkronisasi sehingga tidak dapat saling bertukar informasi parameter TCP/IP yang digunakan sebagai parameter konfigurasi alamat IP agar dapat saling komunikasi dengan komputer lain yang berada dalam jaringan tersebut.

Pada saat DHCP client dihidupkan, maka komputer tersebut melakukan permintaan ke DHCP Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawabnya dengan memberikan nomor IP yang ada di basis data DHCP. Setelah DHCP Server memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang tersedia ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool yang ada pada basis data DHCP server. Nomor IP diberikan bersamaan dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka klien tidak dapat melakukan permintaan parameter TCP/IP yang dibutuhkan untuk terhubung dengan jaringan, dengan sendirinya ia tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut. Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP klien tersebut dinyatakan selesai, jika klien tidak memperbaharui permintaan parameter TCP/IP, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server, server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada klien lain yang membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam satuan menit, jam, bulan atau selamanya. Istilah yang digunakan untuk menyebut jangka waktu atau periode meminjam alamat IP atau berbagai parameter TCP/IP lainnya tersebut disebut dengan leased period.